BRIN Temukan Sesar Aktif di Semarang, Potensi Gempa Lebih Kuat dari Sesar Lembang

oleh -11 Dilihat
oleh
Tim riset BRIN menemukan sesar aktif di wilayah Semarang, Demak, dan Kendal. Temuan ini mengindikasikan potensi gempa besar yang bahkan bisa melampaui kekuatan Sesar Lembang. (*/Ilustrasi/LintangPos.com)

Jawa Tengah, LintangPos.com— Tim riset dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Kebencanaan Geologi mengungkap temuan mengejutkan terkait potensi sesar aktif di wilayah Semarang dan sekitarnya.

Penemuan ini diperoleh dari hasil ekspedisi geologi darat yang dilakukan pada Mei 2025 di tiga wilayah utama: Semarang, Demak, dan Kendal.

Peneliti BRIN, Sonny Aribowo, dari bidang Paleoseismologi, menyatakan bahwa hasil ekspedisi tersebut menunjukkan bukti jelas adanya sesar yang masih aktif.

“Sesar di Semarang ini sudah pasti ada dan sudah pasti aktif karena ditemukan batuan maupun endapan yang menjadi indikatornya,” ujar Sonny dalam laporan hasil riset, Minggu (12/10/2025).

Jejak Tektonik di Tiga Zona

Ekspedisi lapangan BRIN menyusuri tiga zona utama: Zona Timur (Demak), Zona Kota (Semarang), dan Zona Barat (Kendal).

BACA JUGA: BMKG Ingatkan Ancaman Tsunami 15 Meter di Purworejo, Warga Diminta Siaga

Di Zona Timur, tim menemukan gawir sesar atau lereng curam setinggi satu meter yang terbentuk di atas endapan aluvial muda.

Struktur ini diduga terbentuk akibat satu kejadian gempa di masa lalu.

Lokasi tersebut kini menjadi kandidat utama untuk survei geolistrik dan pemetaan lanjutan menggunakan teknologi LiDAR, guna memetakan struktur bawah permukaan tanah secara detail.

Sementara di Zona Kota, indikasi serupa juga terlihat di sekitar Taman Makam Pahlawan, dengan ketinggian gawir mencapai empat meter.

Namun, karena kawasan tersebut sudah banyak dimodifikasi oleh aktivitas manusia, penelitian lanjutan diperlukan untuk memastikan kesinambungan struktur sesar di wilayah perkotaan itu.

Temuan paling menarik justru berasal dari Zona Barat di kawasan Bendungan Juwero, Kendal, di mana ditemukan jejak gawir sesar antara 0,5 hingga 3 meter, bahkan ada singkapan sesar aktif yang menunjukkan aktivitas tektonik Holosen — pergerakan kerak bumi dalam kurun waktu 11.700 tahun terakhir hingga saat ini.

BACA JUGA: IRT di Palembang Dibacok Pria Diduga ODGJ, Warga Resah dan Minta Penanganan Serius

Beberapa bagian sesar bahkan tampak terangkat hingga 20 meter di atas permukaan sungai, menjadi bukti kuat bahwa wilayah ini mengalami deformasi kerak bumi dalam skala waktu geologis panjang.

Potensi Gempa Besar

Menurut hasil analisis awal, patahan di Semarang memiliki panjang signifikan, dan masih diteliti apakah merupakan satu segmen utuh atau terdiri atas beberapa segmen berbeda.

Jika terbukti sebagai satu sistem sesar tunggal, potensi magnitudo gempa yang bisa dihasilkan berpotensi lebih besar dari Sesar Lembang di Jawa Barat.

Sebagai pembanding, hasil riset BRIN sebelumnya menunjukkan bahwa Sesar Lembang pernah memicu gempa bermagnitudo 6,5–7, sebagaimana dibuktikan dari hasil uji parit di kilometer 11,5.

Jika sesar di Semarang memiliki dimensi yang lebih panjang dan aktif, maka risiko gempa kuat di kawasan pantai utara Jawa Tengah patut diwaspadai.

BACA JUGA: Ledakan Sumur Minyak Ilegal di Muba, Lima Warga Alami Luka Bakar

Ekspedisi Lanjutan dan Mitigasi

BRIN telah menjadwalkan ekspedisi lanjutan pada Agustus 2025 dengan fokus pada pengambilan 10 sampel ilmiah, pemetaan tujuh lokasi tambahan, serta penyusunan draf publikasi ilmiah yang akan menjadi acuan nasional dalam riset geologi kebencanaan.

“Riset ini bukan hanya untuk pemetaan ilmiah, tetapi juga sebagai dasar bagi pemerintah daerah dalam perencanaan tata ruang dan mitigasi bencana gempa bumi,” jelas Sonny.

Dengan dokumentasi dan analisis yang mendalam, hasil temuan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap risiko geologi yang tersembunyi, sekaligus menjadi fondasi ilmiah untuk kebijakan pembangunan yang lebih aman dan tangguh bencana di wilayah Jawa Tengah, khususnya Semarang dan sekitarnya(*/red)