PKK Empat Lawang Borong Penghargaan di Festival Rempah Sumsel 2025, Pala Jadi Sorotan Gubernur!

oleh -11 Dilihat
PKK Empat Lawang raih tiga penghargaan di Festival Rempah Sumsel 2025. Pala khas daerah ini jadi sorotan Gubernur Herman Deru berkat keunikannya. Foto: dok/TP PKK Empat Lawang

Ringkasan Berita:
° Tim Penggerak PKK Kabupaten Empat Lawang meraih tiga penghargaan bergengsi dalam Festival Rempah Sumsel 2025 di Palembang.

° Di bawah kepemimpinan Hj. Hepy Safriani, PKK Empat Lawang sukses menampilkan kreativitas berbasis rempah lokal, terutama pala, yang bahkan menarik perhatian Gubernur Sumsel Herman Deru.

° Prestasi ini menegaskan peran PKK Empat Lawang sebagai pelopor inovasi dan penggerak potensi ekonomi daerah.


Palembang, LintangPos.com – Tim Penggerak PKK Kabupaten Empat Lawang kembali menorehkan prestasi membanggakan di tingkat Provinsi Sumatera Selatan.

Dalam ajang Festival Rempah Sumsel 2025 yang digelar di Palembang Trade Center (PTC), tim ini sukses memborong sejumlah penghargaan bergengsi dan mengukuhkan diri sebagai pelopor penggerak potensi lokal berbasis rempah.

Festival yang dibuka langsung oleh Gubernur Sumatera Selatan H. Herman Deru tersebut menjadi ajang pembuktian kreativitas dan inovasi PKK Empat Lawang.

Dalam kesempatan itu, mereka berhasil meraih Juara Terbaik III Lomba Masak Berbahan Rempah, Juara Terbaik II Kategori Stand Terbaik, serta Penghargaan Kategori Penguatan Nilai Gotong Royong melalui Program Rumah Cinta Lansia.

Prestasi tersebut sekaligus menegaskan reputasi Kabupaten Empat Lawang sebagai daerah dengan potensi kuliner berbasis rempah yang kuat dan masyarakat yang menjunjung tinggi semangat gotong royong.

Pala Empat Lawang Jadi Sorotan Gubernur

BACA JUGA: Ketua TP PKK Empat Lawang Dukung Budidaya Jambu Kristal di Desa Bandar Aji

Salah satu kunci keberhasilan PKK Empat Lawang dalam lomba masak adalah fokus mereka pada rempah unggulan daerah, yakni pala.

Dalam sambutannya, Gubernur Herman Deru menyoroti keunikan aroma pala asal Empat Lawang yang dinilai memiliki potensi besar untuk menembus pasar internasional.

“Sumatera Selatan punya kekayaan rempah luar biasa, tapi masih banyak yang belum tergarap optimal. Empat Lawang memiliki pala yang unik. Jika ini kita branding dan olah dengan cara modern, bukan tidak mungkin bisa bersaing di pasar dunia,” ujar Herman Deru.

Peran Hj. Hepy Safriani di Balik Sukses PKK

Kesuksesan ini tak lepas dari peran Ketua Tim Penggerak PKK Empat Lawang, Hj. Hepy Safriani, istri Bupati Empat Lawang Dr. H. Joncik Muhammad.

Di bawah kepemimpinannya, PKK Empat Lawang tampil solid dan inspiratif, mendorong para kader untuk terus berinovasi serta berkontribusi nyata bagi kemajuan daerah.

BACA JUGA: Ketua TP PKK Empat Lawang Tanam Cabai, Dorong Gerakan Sumsel Mandiri Pangan

Stand pameran Empat Lawang yang meraih Juara Terbaik II dinilai unggul dalam kreativitas, tata penyajian, serta strategi promosi produk unggulan daerah.

Keberhasilan ini mencerminkan profesionalisme dan kerja keras tim yang terarah di bawah bimbingan Hj. Hepy Safriani.

Konsistensi Prestasi PKK Empat Lawang

Capaian di Festival Rempah Sumsel 2025 bukanlah yang pertama bagi PKK Empat Lawang.

Organisasi ini dikenal konsisten meraih penghargaan di berbagai ajang tingkat provinsi maupun nasional.

Serangkaian prestasi tersebut menjadi bukti nyata bahwa PKK Empat Lawang tidak hanya fokus pada pemberdayaan keluarga, tetapi juga mendorong pengembangan ekonomi lokal berbasis rempah dan memperkuat nilai gotong royong masyarakat.

BACA JUGA: Gerakan Kemandirian Pangan Digelorakan PKK Sumsel Lewat Panen Bersama

Inspirasi bagi Daerah Lain di Sumsel

Keberhasilan PKK Empat Lawang diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi kabupaten dan kota lain di Sumatera Selatan untuk terus menggali potensi rempah lokal masing-masing.

Hal ini sejalan dengan visi Gubernur Herman Deru untuk menjadikan rempah Sumatera Selatan sebagai komoditas unggulan yang mampu bersaing di pasar global.

Festival Rempah Sumsel 2025 pun menjadi momentum penting untuk menunjukkan bahwa kekayaan rempah bukan hanya warisan budaya, tetapi juga aset ekonomi berkelanjutan yang berpotensi mengangkat kesejahteraan masyarakat daerah. (*/red)