45 Raja Nusantara Berkumpul di Sragen, Suarakan Pelestarian Adat dan Budaya

oleh -4 Dilihat
Puluhan raja dan sultan Nusantara berkumpul di Sragen dalam acara MAKN 2025. Mereka suarakan pelestarian adat, perlindungan tanah adat, dan penguatan budaya bangsa, Sabtu (27/9/2025). Foto: Istimewa

Jawa Tengah, LintangPos.com – Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, mendadak menjadi pusat perhatian nasional pada Jumat-Sabtu (26–27/9/2025).

Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN) menggelar hajatan akbar bertajuk Pelantikan Dewan Pimpinan Pusat (DPP), Musyawarah Madya IV, dan Rembuk Nasional Dewan Kerajaan 2025 di kawasan wisata Ndayu Park, Dusun Gembong, Desa Saradan, Kecamatan Karangmalang.

Acara dua hari itu menghadirkan 45 raja dari berbagai kerajaan di Nusantara, ditambah perwakilan mandat dari empat kerajaan lain.

Pertemuan ini pun disebut sebagai titik kumpul terbesar tokoh adat, budaya, dan pemimpin tradisional Indonesia sepanjang tahun 2025.

Kehadiran Sultan Palembang dan Tokoh Kerajaan

Salah satu tokoh yang hadir adalah Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jayo Wikramo Raden Muhammad Fauwaz Diradja, SH., M.Kn.

BACA JUGA: Suasana Malam di Taman Kota Berujung Aksi Penggelapan Motor, Polisi Tangkap Pelaku

Ia datang bersama jajaran MAKN, termasuk Dato’ Pangeran Citro H. Kemas Ridwan Anthony Taufan, SH., MH., M.Si., MM., M.Kn., serta Pangeran Citro Dr. H. Kemas Herman, SH., MH., M.Si.

Dalam pidatonya, SMB IV menegaskan bahwa forum ini menjadi ruang penting bagi para raja, sultan, dan zuriat kerajaan untuk memperkuat keberlangsungan adat serta budaya.

“Tujuan utama kita adalah bagaimana adat dan budaya di setiap wilayah bisa terus dilestarikan. Melalui MAKN, kita ingin ada sinergi antara kerajaan, pemerintah pusat, dan pemerintah daerah, agar warisan leluhur tetap hidup dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” ujar SMB IV, Sabtu (27/9/2025).

Ia juga mengingatkan agar forum ini tidak berhenti pada seremoni, tetapi menjadi wadah nyata penguatan jati diri bangsa di tengah derasnya arus modernisasi.

Momentum Strategis Bagi Kerajaan

Ketua Umum MAKN, KPH Eddy Wirabumi dari Karaton Surakarta Hadiningrat, menegaskan bahwa acara ini merupakan momentum strategis bagi peran kerajaan dalam kehidupan berbangsa.

BACA JUGA: Pasangan Muda-Mudi Digerebek Saat Ngamar di Lubuklinggau

“Raja-raja Nusantara ingin menegaskan eksistensi kami dalam menjaga budaya, tradisi, dan adat istiadat warisan leluhur. Sekaligus berkontribusi nyata untuk pembangunan bangsa,” katanya.

Adapun hasil rembuk nasional merumuskan empat poin penting:

  1. Pembentukan Dewan Kerajaan Nusantara sebagai mitra resmi pemerintah dalam pelestarian adat dan budaya.
  2. Perlindungan Tanah Adat dan Tanah Ayat, agar tidak tergerus kebijakan pertanahan modern dan bisa dimanfaatkan untuk ketahanan pangan serta energi nasional.
  3. Pengelolaan Aset Kerajaan melalui badan khusus, dengan tujuan menjadikannya sumber ekonomi produktif.
  4. Revitalisasi Kebudayaan Fisik dan Non-Fisik, mencakup bangunan bersejarah, artefak, upacara adat, hingga kearifan lokal.

Sragen Jadi Pusat Perhatian Nasional

Pemilihan Sragen sebagai tuan rumah dinilai tepat. Letaknya strategis di Jawa Tengah, menghubungkan Solo, Yogyakarta, dan Jawa Timur, sekaligus memiliki nilai historis.

Kehadiran puluhan raja dan sultan pun memberi dampak langsung bagi pariwisata serta perekonomian lokal.

BACA JUGA: Warga Sungai Lilin Geger Penemuan Kerangka Manusia di Pondok Tua

Selama dua hari, masyarakat Sragen bisa menyaksikan prosesi adat, pelantikan, hingga diskusi budaya yang jarang terjadi.

Tak hanya sebagai tontonan, pertemuan ini juga menjadi sarana edukasi bagi generasi muda tentang pentingnya menjaga keberagaman Nusantara.

Rekomendasi untuk Pemerintah Pusat

Rembuk Nasional 2025 menghasilkan rekomendasi konkret yang akan disampaikan ke pemerintah pusat.

MAKN berharap kerajaan di Indonesia bisa menjadi penyangga budaya bangsa sekaligus mitra strategis pembangunan nasional.

“Kerajaan-kerajaan Nusantara bukan tinggal nama. Dengan kerja sama pemerintah dan MAKN, warisan budaya akan terus hidup dan bermanfaat bagi Indonesia,” pungkas Eddy Wirabumi. (*/red)