Ringkasan Berita:
° VPN (Virtual Private Network) semakin populer karena mampu menyembunyikan alamat IP pengguna dan mengenkripsi koneksi internet.
° Teknologi ini awalnya dibuat untuk bisnis pada akhir 1990-an, namun kini digunakan secara luas untuk menjaga privasi, mengakses konten lintas negara, dan menghindari pelacakan daring.
° Meski berguna, para ahli mengingatkan bahwa VPN bukan solusi ajaib—ia tak sepenuhnya mencegah pencurian data atau identitas digital.
Jakarta, LintangPos.com — Teknologi Virtual Private Network atau lebih dikenal dengan VPN kini makin digemari pengguna internet di seluruh dunia.
Awalnya hanya digunakan oleh kalangan bisnis pada akhir 1990-an, kini VPN menjadi alat utama bagi banyak orang untuk melindungi privasi dan mengakses internet secara lebih aman.
Menurut laporan YouGov, hampir setengah populasi dewasa di Inggris pernah menggunakan VPN.
Lonjakan ini terjadi seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan risiko kebocoran data pribadi dan pelacakan daring.
Apa Itu VPN dan Cara Kerjanya
VPN bekerja dengan mengubah alamat IP pengguna menjadi alamat baru milik server VPN.
BACA JUGA: Daftar Harga iPhone 17 Series, Sudah Ludes di Indonesia, Warna Cosmic Orange Jadi Incaran Utama!
Selain itu, koneksi pengguna juga dienkripsi, sehingga aktivitas online sulit dilacak oleh pihak ketiga, termasuk penyedia layanan internet (ISP).
“Ketika VPN diaktifkan, situs web tidak bisa mengetahui lokasi asli Anda. Bahkan ISP tidak bisa melihat situs apa saja yang Anda kunjungi,” jelas pakar keamanan siber Fergus O’Sullivan.
Teknologi ini memungkinkan pengguna untuk ‘berpura-pura’ berada di lokasi lain, misalnya mengakses konten yang dibatasi wilayah seperti Netflix AS atau BBC iPlayer dari luar negeri.
Kelebihan dan Keterbatasan VPN
Meski efektif untuk melindungi privasi, O’Sullivan menegaskan VPN bukanlah solusi ajaib untuk semua masalah keamanan digital.
“VPN hanya menyembunyikan IP address dan menambah lapisan privasi, tapi bukan pelindung mutlak dari peretasan atau pencurian identitas,” ujarnya.
BACA JUGA: Apple Ganti Titanium ke Aluminium di iPhone 17 Pro, Ini Alasanya!
Kebanyakan kasus pencurian data justru terjadi akibat phishing, kebocoran basis data, atau kata sandi lemah, bukan karena koneksi internet yang tidak terenkripsi.
Beberapa penyedia VPN kini menawarkan fitur tambahan seperti pemblokir iklan, perlindungan anti-malware, atau bahkan pemantauan dark web untuk mendeteksi kebocoran data pribadi.
Misalnya, NordVPN menghadirkan fitur Threat Protection dan NordProtect, sementara Surfshark One menyediakan data breach alert dan opsi Alternative ID guna melindungi identitas pengguna.
Jenis dan Fungsi VPN yang Berbeda
Ada berbagai jenis VPN dengan fungsi berbeda:
- Commercial VPN: digunakan konsumen umum seperti ExpressVPN, NordVPN, atau Surfshark.
- Remote Access VPN: menghubungkan karyawan dengan jaringan kantor dari jarak jauh.
- Site-to-Site VPN: digunakan perusahaan untuk menghubungkan dua jaringan berbeda.
- Multi-hop VPN: melindungi data dengan merutekan koneksi melalui dua server sekaligus.
BACA JUGA: Samsung Siapkan Kejutan di Galaxy S26, Exynos 2600 Diklaim Lebih Kuat dari Chip Apple dan Snapdragon
Harga dan Kinerja VPN
Dari segi harga, layanan VPN komersial bervariasi. Misalnya, ExpressVPN dibanderol sekitar £80 per tahun, sedangkan NordVPN menawarkan paket lebih hemat sekitar £45 per tahun.
Meski begitu, kecepatan koneksi menjadi faktor penting. VPN yang baik hanya menurunkan kecepatan internet beberapa persen saja.
Namun, layanan berkualitas rendah bisa memangkas hingga separuh kecepatan koneksi.
Apakah VPN Layak Digunakan?
VPN tetap menjadi alat penting bagi pengguna internet modern. Ia membantu melindungi identitas daring, melewati sensor, dan mengakses konten global.
BACA JUGA: Samsung Galaxy S26 Pro Batal Rilis, Peluncuran Ditunda hingga Maret 2026
Namun, pengguna diingatkan untuk tidak bergantung sepenuhnya pada VPN sebagai pelindung tunggal dari ancaman digital.
“VPN adalah alat rerouting dengan kemampuan privasi tambahan — bukan benteng absolut,” tutup O’Sullivan. (*/red)






