Banjir Rendam Dua Desa di Musi Rawas, Warga Harap Solusi Permanen

oleh -90 Dilihat
Curah hujan tinggi sebabkan Sungai Nile meluap dan merendam dua desa di Musi Rawas. Sekitar 50 rumah terdampak, warga berharap solusi permanen, Sabtu (28/9/2025). Foto: Istimewa

Musi Rawas, LintangPos.com – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan, sejak Sabtu malam hingga Minggu dini hari (28/9) memicu meluapnya Sungai Nile.

Akibatnya, dua desa di Kecamatan Selangit, yakni Desa Taba Remanik dan Taba Remanik Lama, terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 75 sentimeter di beberapa titik.

Data sementara mencatat sekitar 50 rumah warga terdampak banjir. Warga masih bertahan di rumah masing-masing, meski sebagian besar perabotan sudah diungsikan ke tempat yang lebih aman.

Adi, salah seorang warga Desa Taba Remanik, mengatakan banjir mulai dirasakan sejak pagi hari. “Ada sekitar 50 rumah terendam.

Warga masih bertahan, tapi perabotan sudah banyak yang diungsikan. Kami berharap ada solusi permanen agar banjir tidak terus berulang setiap musim hujan,” ujarnya.

Air Mulai Surut, Warga Kembali Beraktivitas

BACA JUGA: Banjir Bandang Terjang Ogan Komering Ulu dan Bengkulu, Kementerian PU Turunkan Tim Tanggap Darurat

Camat Selangit, Misbahudin Lubis, membenarkan bahwa banjir terjadi akibat luapan Sungai Nile.

Menurutnya, intensitas hujan tinggi di bagian hulu sungai menjadi pemicu utama meluapnya air.

“Air mulai meluap sejak dini hari, dan banjir sempat cukup parah pada pagi hari. Namun, saat ini kondisi air sudah mulai surut, dan warga perlahan kembali beraktivitas,” jelas Misbahudin.

Meski debit air cukup deras, pemerintah kecamatan memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

Aparat desa terus berkoordinasi untuk memastikan keselamatan warga dan menyiapkan langkah antisipasi jika terjadi hujan susulan.

Banjir yang Kerap Berulang

BACA JUGA: Alexis Mac Allister Umumkan Kelahiran Putri, Banjir Ucapan Selamat

Banjir di Desa Taba Remanik dan Taba Remanik Lama bukan kali pertama terjadi.

Warga menyebut peristiwa serupa hampir selalu melanda jika curah hujan tinggi mengguyur wilayah hulu Sungai Nile.

“Kalau hujan deras di hulu, biasanya air cepat sekali naik. Kami sudah terbiasa, tapi tetap saja khawatir kalau air makin tinggi,” kata salah satu perangkat desa.

Pemerintah kecamatan menginstruksikan kepala desa untuk meningkatkan kewaspadaan.

Warga diminta segera melapor jika ada tanda-tanda sungai kembali meluap.

“Kami instruksikan kepada para kepala desa untuk segera memberi informasi jika ada tanda-tanda sungai akan meluap lagi. Ini penting untuk langkah antisipasi dini,” tutup Misbahudin.

BACA JUGA: Muara Enim dan Kaur Sepakat Bangun Konektivitas Baru Menuju Pelabuhan Linau

Harapan besar kini terletak pada adanya solusi permanen agar warga tidak terus dihantui ancaman banjir setiap kali musim hujan tiba. (*/red)

No More Posts Available.

No more pages to load.