BMKG Ingatkan Ancaman Tsunami 15 Meter di Purworejo, Warga Diminta Siaga

oleh -70 Dilihat
oleh
BMKG mengingatkan potensi gempa bumi megathrust yang bisa memicu tsunami setinggi 10–15 meter di pesisir Purworejo. Warga diminta tingkatkan kesiapsiagaan. (*/Ilustrasi/LintangPos.com

Jawa Tengah, LintangPos.com — Bayangan tsunami raksasa setinggi 10 hingga 15 meter yang bisa melanda pesisir Purworejo dalam waktu hanya 30 menit setelah gempa, bukan lagi sekadar skenario fiksi ilmiah.

Peringatan ini datang langsung dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam kegiatan Sekolah Lapang Gempabumi dan Tsunami (SLG) di Aula Kecamatan Grabag, Purworejo, Sabtu (27/9/2025).

Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG RI, Daryono, menegaskan Purworejo berada di garis depan ancaman megathrust selatan Jawa.

Zona ini berpotensi memicu gempa besar dengan magnitudo maksimum 9,1.

“Jika itu terjadi, guncangan bisa mencapai skala VII–VIII MMI. Tsunami setinggi 10–15 meter bisa menerjang pesisir Patutrejo hanya 30 menit setelah gempa,” ujarnya.

Daryono mengingatkan, kesiapsiagaan masyarakat menjadi benteng utama.

BACA JUGA: Tim SAR Brimob Sumsel Tetap Siaga Hadapi Ancaman Bencana di Hari Libur

Ia menekankan pentingnya membangun bangunan tahan gempa, mempersiapkan jalur evakuasi, hingga membiasakan budaya sadar bencana.

Kegiatan SLG kali ini diikuti 55 peserta dari berbagai kalangan, mulai dari BPBD, perangkat desa, hingga tokoh masyarakat.

Mereka mendapatkan materi, latihan evakuasi, dan simulasi penyusunan rekomendasi penanggulangan bencana.

Bupati Purworejo, Yuli Hastuti, melalui Kepala Pelaksana BPBD Purworejo, Wasit Diono, menyampaikan apresiasi.

“SLG ini membantu meningkatkan kapasitas pemerintah dan masyarakat. Pengetahuan ini harus diteruskan ke keluarga dan lingkungan sekitar,” ucapnya.

Sementara itu, anggota Komisi V DPR RI, Sofwan Dedy Ardyanto, menegaskan pentingnya mitigasi.

BACA JUGA: Newcastle United Pastikan Masa Depan Aman Lewat Kiper Muda Berbakat

“Gempa dan tsunami tidak bisa diprediksi. Namun, risiko bisa ditekan. Kami berharap masyarakat semakin paham langkah evakuasi agar korban jiwa bisa diminimalisir,” katanya.

Ketua panitia sekaligus Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara, Hery Susanto Wibowo, menambahkan kegiatan ini bukan sekadar seremonial.

“Ini adalah bagian dari pembangunan budaya sadar bencana,” ujarnya.

BMKG kembali mengingatkan, meski bencana tidak bisa dihindari, upaya mitigasi dan kesiapsiagaan menjadi kunci menuju cita-cita besar: zero victims.

Harapan itu hanya bisa terwujud jika masyarakat siap, waspada, dan mampu bergerak cepat saat peringatan dini dikeluarkan. (*/red)

No More Posts Available.

No more pages to load.