Ringkasan Berita:
° Realisasi investasi di Sumatera Selatan hingga Triwulan III 2025 mencapai Rp49,82 triliun atau 117,22 persen dari target RPJMD sebesar Rp42,5 triliun.
° Angka tersebut terdiri dari PMDN Rp38,71 triliun dan PMA Rp11,11 triliun, dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 47.025 orang.
° DPMPTSP Sumsel menegaskan komitmennya menjaga iklim investasi kondusif melalui program Klinik Investasi dan promosi potensi daerah.
° Pemerintah optimistis perubahan regulasi ke PP Nomor 28 Tahun 2025 akan semakin memperkuat pertumbuhan investasi di Bumi Sriwijaya.
Palembang, LintangPos.com – Iklim investasi di Sumatera Selatan (Sumsel) menunjukkan performa yang mengesankan sepanjang tahun 2025.
Hingga Triwulan III, realisasi investasi di Bumi Sriwijaya berhasil menembus angka Rp49,82 triliun, melampaui target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang ditetapkan sebesar Rp42,5 triliun.
Pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sumsel, Eko Agusrianto, menyebut capaian tersebut telah memenuhi 117,22 persen dari target RPJMD tahun berjalan.
“Capaian ini menjadi bukti bahwa iklim investasi di Sumsel terus tumbuh positif berkat kolaborasi antara pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat,” ujar Eko saat diwawancarai di kantornya, Senin (27/10/2025).
Lebih lanjut, Eko menjelaskan bahwa Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) menjadi kontributor terbesar dengan nilai Rp38,71 triliun, sedangkan Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp11,11 triliun.
Meski demikian, secara nasional realisasi investasi Sumsel baru mencapai 63,18 persen dari target nasional sebesar Rp78,85 triliun.
BACA JUGA: Herman Deru Luncurkan Sultan Muda Privilege Card, Gerakan Ekonomi Digital Anak Muda Sumsel
Sektor Unggulan Penyumbang Investasi
Menurut Eko, ada beberapa subsektor yang menjadi pendorong utama investasi. Untuk PMA, lima sektor terbesar berasal dari industri kertas dan percetakan, industri kimia dan farmasi, listrik-gas-air, industri makanan, serta tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan.
Sementara itu, investasi dalam negeri (PMDN) paling banyak diserap oleh sektor pertambangan, transportasi-gudang-telekomunikasi, industri kimia dan farmasi, tanaman pangan dan peternakan, serta sektor konstruksi.
Dorong Lapangan Kerja Baru
Kinerja positif investasi tersebut turut berdampak besar pada perekonomian daerah, terutama dalam penyerapan tenaga kerja.
Hingga akhir Triwulan III 2025, investasi sebesar Rp49,82 triliun itu berhasil membuka 47.025 lapangan kerja baru di berbagai kabupaten dan kota di Sumsel.
BACA JUGA: Kapolsek Ulu Musi Hadiri Launching SPPG Lestari, Dorong Kemandirian Ekonomi Warga
“Angka ini menunjukkan bahwa investasi bukan hanya tentang pertumbuhan ekonomi, tetapi juga peningkatan kesejahteraan masyarakat,” kata Eko.
DPMPTSP Dorong Iklim Investasi Kondusif
Untuk menjaga momentum positif ini, DPMPTSP Sumsel terus berupaya mempermudah proses perizinan dan mengatasi kendala investasi di lapangan.
Salah satu inisiatif strategis yang dijalankan adalah pembukaan Klinik Investasi, yang berfungsi memberikan pendampingan, konsultasi, serta solusi cepat bagi investor.
Selain itu, DPMPTSP juga memperkuat kajian potensi daerah dan promosi investasi ke berbagai wilayah, termasuk kerja sama lintas instansi dalam menarik minat investor baru ke Sumsel.
Optimisme Hadapi Regulasi Baru
BACA JUGA: Muara Enim Jadi Jawara Ekonomi Sumsel, PDRB Tertinggi dan Tumbuh 7,17 Persen
Pemerintah daerah kini menaruh harapan besar pada perubahan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 5 Tahun 2021 menjadi PP Nomor 28 Tahun 2025.
Eko menilai, regulasi baru ini akan memberikan ruang yang lebih luas bagi pemerintah daerah dalam mempercepat realisasi investasi.
“Dengan dukungan regulasi yang adaptif dan promosi berkelanjutan, kami optimistis target investasi tahun ini dapat tercapai, bahkan melampaui,” tegasnya penuh keyakinan.
Dengan capaian yang sudah melebihi target dan strategi yang semakin matang, Sumatera Selatan menunjukkan diri sebagai salah satu provinsi dengan pertumbuhan investasi paling progresif di Indonesia.
Momentum ini diharapkan terus berlanjut hingga akhir tahun 2025, membawa dampak positif bagi pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Sumsel. (*/red)
