Ringkasan Berita:
° Dian Saputra (24), suporter Sriwijaya FC dari Sriwijaya Mania Korwil Amuba, meninggal dunia setelah 40 jam dirawat di RSUD Bari Palembang° Dia terjatuh dari tribun selatan Stadion Jakabaring saat laga Sriwijaya FC vs FC Bekasi City.
° Manajemen Sriwijaya FC dan rekan-rekan sesama suporter turut menyampaikan belasungkawa atas kepergian almarhum yang dikenal sangat loyal mendukung klub sejak 2013.
Banyuasin, LintangPos.com — Isak tangis pecah di kediaman Dian Saputra (24), di Jalan Persatuan, Dusun I, Desa Lalang, Kecamatan Sembawa, Kabupaten Banyuasin, Selasa (28/10/2025) siang.
Keluarga, tetangga, dan rekan-rekan sesama suporter Sriwijaya FC tidak kuasa menahan air mata saat jenazah pria yang akrab disapa Putra itu dibawa ke peristirahatan terakhir.
Putra dikenal sebagai salah satu anggota Sriwijaya Mania Korwil Amuba, kelompok suporter militan yang selalu setia mendukung Laskar Wong Kito baik di kandang maupun tandang.
Kepergiannya meninggalkan duka mendalam, terutama bagi istri dan anaknya yang juga turut menonton pertandingan saat tragedi itu terjadi.
Tragedi di Tribun Selatan Jakabaring
Kisah pilu bermula pada Minggu (26/10/2025), saat laga Sriwijaya FC melawan FC Bekasi City berlangsung di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang.
BACA JUGA: Sriwijaya FC Terpuruk di Dasar Klasemen, Manajemen Siapkan Evaluasi Besar
Di tengah euforia dukungan, Putra terpeleset dari pintu D-3 tribun selatan dan mengalami benturan keras di kepala.
Tim medis panitia pelaksana segera mengevakuasi Putra ke RSUD Bari Palembang, di mana ia menjalani perawatan intensif selama 40 jam.
Namun, takdir berkata lain. Sekitar pukul 08.00 pagi, Selasa (28/10/2025), Putra dinyatakan meninggal dunia.
“Putra anggota S-MAN yang mengalami kecelakaan saat memberikan dukungan pada laga Sriwijaya FC vs FC Bekasi City di babak pertama, meninggal di RSUD Bari jam 8 pagi ini,” ujar Ketua Umum Sriwijaya Mania, Eddy Ismail.
Duka Mendalam dan Kenangan Kesetiaan
Rumah duka di Desa Lalang seketika dipadati pelayat.
BACA JUGA: PSMS Medan Libas Sriwijaya FC 3-1, Rudiyana Jadi Bintang di Stadion SUSU
Suasana haru makin terasa saat istri almarhum jatuh pingsan karena tidak sanggup menahan kesedihan.
Rekan-rekan dari Sriwijaya Mania Korwil Amuba turut hadir memberikan penghormatan terakhir bagi salah satu anggota paling loyal mereka.
Menurut Eddy, Putra sudah menjadi suporter setia Sriwijaya FC sejak 2013–2014.
“Saking setianya, almarhum datang ke stadion bersama istri dan anaknya. Dari Sembawa ke Jakabaring bukan jarak yang dekat, tapi dia tetap datang demi Sriwijaya FC,” ujarnya.
Pesan Terakhir: “Sriwijaya Sampai Mati”
Topan, koordinator Sriwijaya Mania Korwil Amuba, menceritakan momen terakhir percakapan mereka sebelum laga.
BACA JUGA: Sriwijaya FC dan Sumsel United Lakoni Laga Tandang di Pekan Keempat Pegadaian Championship 2025/26
“Minggu malam kami sempat ngobrol, dia bilang mau ke rumah pinjam baju buat nonton. Lewat WA, dia sempat nitip pesan: ‘Sriwijaya sampai mati’. Itu katanya,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
Dari cerita para sahabatnya, sebelum berangkat menonton pertandingan, sepeda motor almarhum sempat mogok.
Namun, dengan semangat tinggi, Putra memperbaikinya hingga bisa hidup kembali. “Dibongkar sampai hidup,” kata Topan.
Bahkan, meski sempat diminta orangtuanya untuk membantu memasang tenda di rumah, Putra menjawab santai, “Balek dari nonton baru masang tenda.”
Kini, kalimat sederhana itu terasa begitu menyayat hati bagi keluarganya.
Bela Sungkawa dari Manajemen Sriwijaya FC
BACA JUGA: Sumsel United Tumbangkan Persekat 2-0, Laskar Juaro Melesat ke Runner Up Championship 2025/2026
Manajemen Sriwijaya FC turut berduka atas kehilangan salah satu pendukung setianya.
“Kami menyampaikan bela sungkawa sedalam-dalamnya atas meninggalnya Putra. Semoga almarhum mendapat tempat terbaik di sisi-Nya,” ujar Faisal Mursyid, Sekretaris Umum PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM).
Kepergian Putra menjadi pengingat bahwa di balik gegap gempita sepak bola, ada kisah pengorbanan dan cinta yang begitu tulus dari para suporter.
Sriwijaya Mania kehilangan satu jiwa yang setia berteriak dari tribun, tapi semangatnya akan selalu hidup di hati para Wong Kito. (*/red)








