Wabup Ogan Ilir Temukan Pelajar SMP Kelas 3 Tak Bisa Membaca

oleh -11 Dilihat
oleh
Wabup Ogan Ilir, H Ardani SH MH, menemukan lima siswa SMP kelas 3 yang tak bisa membaca. Kasus ini jadi sorotan dan peringatan serius bagi dunia pendidikan daerah. Foto: Istimewa

Ogan Ilir, LintangPos.com – Dunia pendidikan di Kabupaten Ogan Ilir mendadak geger. Wakil Bupati Ogan Ilir, H Ardani SH MH, mengungkap fakta mengejutkan saat melakukan kunjungan lapangan.

Ia menemukan ada lima siswa kelas 3 SMP Negeri yang ternyata belum bisa membaca alias masih buta huruf.

“Waktu itu saya coba kasih bacaan, mereka jawab tidak bisa membaca. Jelas ini sangat mengkhawatirkan,” ujar Ardani usai melantik puluhan pejabat Pemkab Ogan Ilir, beberapa hari lalu.

Temuan ini sontak menjadi perhatian publik, sekaligus peringatan keras bagi para tenaga pendidik.

Ardani menegaskan bahwa sekolah tidak boleh hanya berfokus pada rutinitas mengajar, melainkan juga memastikan setiap anak benar-benar menguasai kemampuan dasar, terutama baca tulis.

“Sekolah harus segera ambil langkah konkret. Bisa dengan menambah kelas khusus membaca dan menulis, cukup setengah jam setelah jam pelajaran selesai. Jangan dibiarkan begitu saja,” tegasnya.

BACA JUGA: Pemerataan Pendidikan, Wabup Empat Lawang Hadiri Audiensi Program Sekolah Rakyat di Jakarta

Peringatan Tegas untuk Guru dan Aparatur

Dalam pernyataannya, Ardani juga menyampaikan pesan serius untuk para kepala sekolah dan guru di Ogan Ilir.

Ia menekankan pentingnya dedikasi tulus dalam menjalankan tugas sebagai pendidik.

“Jangan hanya menunggu gaji dan tunjangan. Guru harus benar-benar melayani masyarakat dan memperhatikan masa depan anak didik. Kalau kita pasif dan tidak peduli, akan lahir generasi yang tertinggal,” ujarnya.

Menurut Ardani, keberadaan siswa SMP kelas 3 yang belum bisa membaca adalah tanda adanya kelalaian.

Hal ini tidak boleh terulang dan harus segera ditangani agar tidak ada lagi anak yang kehilangan hak dasar dalam pendidikan.

BACA JUGA: Program Makan Bergizi Gratis di Empat Lawang Baru Sentuh 2 Kecamatan

Dinas Pendidikan Janji Tindak Lanjut

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Ogan Ilir, Sayadi, yang didampingi Kabid Pembinaan SMP, Tatan Mayandripan, menegaskan pihaknya akan menindaklanjuti temuan tersebut.

“Kami ingatkan para guru, jangan hanya sekadar mengajar. Mereka juga harus mendidik. Perlu ada pendekatan emosional agar siswa merasa nyaman dan termotivasi untuk belajar,” kata Sayadi.

Dinas Pendidikan memastikan program pembinaan guru akan diperkuat.

Selain itu, pola pembelajaran juga akan dievaluasi agar kasus serupa tidak terjadi lagi.

Potret Ironi Pendidikan

BACA JUGA: Niat Jual HP, Pemuda Palembang Malah Jadi Korban Penipuan

Kasus ini menjadi cermin masih adanya celah besar dalam sistem pendidikan di daerah.

Di era serba digital, fakta bahwa ada pelajar SMP kelas 3 yang belum bisa membaca tentu mengejutkan banyak pihak.

Pendidikan dasar seharusnya sudah menuntaskan masalah literasi sejak SD.

Namun kenyataannya, masih ada anak-anak yang lolos dari pantauan sistem hingga ke tingkat SMP.

Kondisi ini dikhawatirkan akan berdampak pada kualitas generasi muda di masa depan.

“Kalau sejak awal tidak bisa membaca, bagaimana mereka bisa mengikuti pelajaran lain? Ini bukan hanya soal akademis, tapi juga soal masa depan mereka,” tambah Ardani.

BACA JUGA: Realisasi Pajak Daerah Sumsel Tembus Rp2,69 Triliun, Program Merdeka Pajak Jadi Pendorong

Langkah Nyata Ditunggu

Masyarakat kini menantikan tindak lanjut nyata dari sekolah, guru, hingga pemerintah daerah.

Program remedial, kelas tambahan, dan pendekatan personal kepada siswa yang tertinggal dianggap menjadi solusi mendesak.

Banyak pihak berharap temuan ini menjadi momentum evaluasi menyeluruh.

Pendidikan tidak boleh hanya sekadar menggugurkan kewajiban, melainkan benar-benar memastikan setiap anak memiliki bekal dasar yang layak untuk melangkah ke masa depan. (*/red)

No More Posts Available.

No more pages to load.