Bahasa Portugis Diajarkan di Sekolah Indonesia, Prabowo Ingin Pererat Hubungan dengan Brasil

oleh -2 Dilihat
oleh
Presiden Prabowo putuskan Bahasa Portugis kembali diajarkan di sekolah Indonesia untuk memperkuat hubungan dengan Brasil dan menghidupkan sejarah bahasa. (*/Ilustrasi/LintangPos.com)

Ringkasan Berita:
° Presiden Prabowo Subianto memutuskan Bahasa Portugis akan kembali diajarkan di sekolah-sekolah Indonesia, setelah berabad-abad pernah digunakan pada masa kerajaan dan awal kolonial.

° Keputusan ini diumumkan usai pertemuan bilateral dengan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva di Jakarta.

° Langkah ini diharapkan mempererat kerja sama Indonesia–Brasil, sekaligus menghidupkan kembali sejarah panjang pengaruh Portugis dalam Bahasa Indonesia.


Jakarta, LintangPos.com – Bahasa Portugis kembali menjadi sorotan setelah Presiden RI Prabowo Subianto memutuskan untuk mengajarkannya di sekolah-sekolah Indonesia.

Keputusan ini diumumkan usai pertemuan dengan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (23/10/2025).

Dalam pertemuan tersebut, kedua kepala negara membahas berbagai bentuk kerja sama bilateral, termasuk di bidang pendidikan dan kebudayaan.

Prabowo menilai, pengajaran Bahasa Portugis dapat menjadi jembatan baru dalam hubungan Indonesia–Brasil yang semakin erat.

“Bahasa adalah pintu untuk memahami budaya. Dengan belajar Bahasa Portugis, generasi muda Indonesia akan lebih mudah menjalin komunikasi dan kerja sama dengan Brasil serta negara-negara berbahasa Portugis lainnya,” ujar Prabowo.

Bahasa Portugis, Jejak Lama di Nusantara

BACA JUGA: Beasiswa Fulbright 2026 Resmi Dibuka, Peluang Emas Studi S2 dan S3 di Amerika Serikat

Sebelum Belanda datang pada 1596, orang Portugis telah lebih dulu menginjakkan kaki di Nusantara.

Mereka membawa pengaruh besar, terutama dalam bidang perdagangan dan bahasa.

Beberapa kata dalam Bahasa Indonesia hingga kini merupakan serapan dari Bahasa Portugis. Misalnya:

  • caldo → kaldu
  • carreta → kereta
  • botelha → botol
  • pena → pena
  • bola → bola

Kata-kata tersebut sudah begitu melekat hingga banyak yang tidak menyadari asal usulnya.

Seorang dosen bahasa di Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra bahkan menyebutnya sebagai “kata pinjaman” yang telah menjadi milik kita sendiri.

BACA JUGA: Fakta Mengejutkan di Sidang Korupsi Dispora OKU Selatan: Bendahara Sebut PPTK Dominan dan Pinjam Perusahaan

Sejarah Pengajaran Bahasa Portugis di Nusantara

Menurut buku Teachers in Indonesia, Their Education, Training, and Struggle Since Colonial Era until Reformation Era karya Dedi Supriadi (UPI Bandung) dan Ireen Hoogenboom (Universitas Amsterdam), pengajaran Bahasa Portugis di Indonesia dimulai pada awal abad ke-17.

Ketika VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) mulai mendominasi perdagangan rempah, mereka membentuk sistem pendidikan di wilayah jajahan.

Sekolah pertama VOC dibangun di Ambon pada 1607, dan diikuti dengan sekolah-sekolah lain di Batavia serta daerah strategis lain.

Pada masa itu, mata pelajaran hanya mencakup menulis, membaca dalam Bahasa Melayu dan Portugis.

Bahasa Portugis menjadi bahasa perdagangan dan pergaulan sehari-hari.

BACA JUGA: Kemenkeu Pastikan Belum Ada Kenaikan Gaji ASN 2026, Tunggu Arahan Presiden Prabowo

Namun seiring waktu, penggunaannya memudar setelah dominasi Belanda semakin kuat dan Bahasa Belanda menggantikan peran tersebut.

Bahasa Portugis dalam Arus Globalisasi

Kini, di tengah derasnya pengaruh global dan masuknya banyak kata Bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari, keputusan untuk menghidupkan kembali Bahasa Portugis menjadi langkah yang menarik.

Kata-kata seperti hang out, dinner, make up, hingga slogan iklan seperti buy one get one atau early bird sudah biasa terdengar di Indonesia.

Namun, Bahasa Portugis memiliki sejarah lebih tua dan kedekatan historis dengan Indonesia, menjadikannya bagian dari identitas linguistik bangsa yang sempat terlupakan.

Tantangan dan Harapan Baru

BACA JUGA: Hujan Deras Picu Banjir dan Longsor di Empat Lawang, Rumah Warga Terancam Ambruk!

Mengembalikan Bahasa Portugis ke ruang kelas tentu bukan perkara mudah. Diperlukan guru, kurikulum, dan dana yang cukup besar untuk memulainya.

Indonesia akan belajar dari nol, sebagaimana adagium dalam pembelajaran bahasa: use it or lose it — bahasa yang tidak digunakan, akan hilang.

Langkah ini diharapkan tak hanya memperkaya kemampuan bahasa generasi muda Indonesia, tetapi juga membuka jalan bagi hubungan yang lebih erat antara Indonesia dan Brasil — dua negara besar dari dua benua berbeda yang kini disatukan oleh satu bahasa yang sama. (*/red)

No More Posts Available.

No more pages to load.