Begini Sindiran Publik Malaysia Usai Gagalnya Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026

oleh -20 Dilihat
oleh
Kegagalan Timnas Indonesia menembus Piala Dunia 2026 disambut sindiran tajam publik Malaysia. Program naturalisasi pemain pun jadi sorotan utama, Minggu (*/Istimewa)

Jakarta, LintangPos.com – Kegagalan Timnas Indonesia melangkah ke putaran final Piala Dunia 2026 memunculkan gelombang reaksi dari berbagai pihak.

Namun yang paling mencuri perhatian adalah sindiran tajam dari publik Malaysia, yang menilai proyek naturalisasi pemain tak memberi dampak signifikan bagi performa skuad Garuda di level Asia.

Harapan Indonesia untuk tampil di ajang sepak bola paling bergengsi dunia itu resmi kandas setelah dua kekalahan beruntun di Grup B babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.

Kekalahan pertama terjadi saat menghadapi Arab Saudi pada Kamis, 9 September 2025, dengan skor 2–3.

Selang beberapa hari kemudian, Minggu dini hari (12 Oktober 2025), pasukan Patrick Kluivert kembali menelan pil pahit setelah tumbang dari Irak.

Dua hasil negatif itu membuat Indonesia terpuruk di posisi juru kunci klasemen dan menutup peluang untuk melaju ke babak berikutnya.

BACA JUGA: Cedera Paha, Ibrahima Konaté Dipulangkan dari Timnas Prancis, Diragukan Tampil Lawan MU

Sementara dua tim kuat lainnya, Arab Saudi dan Irak, kini saling sikut untuk memperebutkan tiket langsung ke putaran final Piala Dunia 2026.

Sindiran Pedas dari Publik Malaysia

Tak butuh waktu lama, kabar kegagalan Indonesia menjadi bahan perbincangan hangat di kalangan publik Malaysia.

Melalui berbagai platform media sosial, muncul banyak komentar bernada sindiran, terutama yang menyoroti strategi PSSI mengandalkan pemain naturalisasi.

Salah satu akun sepak bola asal Malaysia, @Onefootball.my, menuliskan komentar yang langsung viral:

“Tidak ada Piala Dunia untuk Indonesia. Bye bye.”

BACA JUGA: Nilai Pasar Timnas Indonesia Melonjak, Skuad Garuda Lampaui Irak Jelang Duel Panas!

Sindiran itu disusul dengan komentar lain yang menyinggung kualitas pemain naturalisasi:

“Harga pasar seorang pemain atau di mana dia bermain tidak menjamin timnya akan bagus.”

Bahkan, beberapa warganet negeri jiran menambahkan dengan nada mengejek:

“Hanya namanya saja yang besar. Jadi, Irak atau Arab Saudi yang akan ke Piala Dunia?”

Serangkaian komentar tersebut menunjukkan bagaimana kegagalan Timnas Indonesia bukan hanya menjadi bahan evaluasi internal, tetapi juga bahan olok-olok publik luar negeri yang selama ini memperhatikan langkah skuad Garuda.

Program Naturalisasi Jadi Sorotan

BACA JUGA: Karir Trent Alexander-Arnold Terancam di Real Madrid dan Timnas Inggris

Program naturalisasi pemain yang digagas PSSI semula membawa harapan besar bagi pecinta sepak bola Tanah Air.

Kehadiran nama-nama seperti Jay Idzes, Calvin Verdonk, Maarten Paes, hingga Kevin Diks sempat diyakini bisa membawa Indonesia naik kelas dan bersaing dengan kekuatan besar Asia.

Namun realitas di lapangan berbicara lain. Dalam dua laga terakhir, pertahanan Indonesia kerap kehilangan fokus, sedangkan lini depan masih tumpul meski diisi pemain berpengalaman dari Eropa.

Beberapa pengamat menilai, naturalisasi bukanlah solusi instan.

Adaptasi terhadap gaya bermain Asia serta pemahaman terhadap sistem permainan yang diterapkan Patrick Kluivert membutuhkan waktu lebih panjang.

Media Arab Saudi sebelumnya bahkan sudah memprediksi bahwa Indonesia “belum siap bertarung di level ini,” dan dua kekalahan beruntun akhirnya membenarkan analisis tersebut.

BACA JUGA: Sundowns Ngotot Datangkan Matheusinho, Dua Tawaran Ditolak

Evaluasi Total Didesak

Usai kegagalan ini, publik Indonesia menyerukan evaluasi besar-besaran terhadap manajemen tim, strategi pelatih, hingga arah pembinaan jangka panjang.

Nama Patrick Kluivert kini mulai dipertanyakan efektivitasnya dalam mengimplementasikan visi sepak bola modern ke skuad Garuda.

Meski begitu, sebagian pihak melihat kegagalan ini sebagai pelajaran berharga, bukan akhir dari segalanya.

Indonesia telah mencatat sejarah baru dengan menembus babak keempat kualifikasi — sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Namun, sindiran publik Malaysia tetap menjadi tamparan keras yang memperlihatkan betapa tajamnya rivalitas di kawasan ASEAN.

BACA JUGA: Odegaard Cedera Lagi, Arsenal Cemas Hadapi Pekan Krusial

Dalam konteks gengsi regional, hasil ini jelas menjadi bahan olok-olok yang menyakitkan bagi pendukung Merah Putih.

Momentum untuk Bangkit

Kegagalan Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 memang menyakitkan, terlebih setelah upaya besar melalui proyek naturalisasi.

Namun di balik sorotan dan ejekan, momen ini bisa menjadi titik balik untuk memperkuat fondasi tim, memperbaiki sistem kompetisi, dan memunculkan lebih banyak pemain lokal yang tangguh serta bermental juara.

Sepak bola bukan tentang siapa yang datang paling cepat ke garis akhir, melainkan siapa yang paling konsisten membangun dari dasar.

Indonesia punya potensi besar — asalkan pembenahan dilakukan menyeluruh dan berkelanjutan. (*/red)

No More Posts Available.

No more pages to load.