Ringkasan Berita:
° Legenda Bayern Munich, Oliver Kahn, memperingatkan klub-klub Bundesliga agar tak terus bersembunyi di balik tradisi jika tak ingin tertinggal dari liga-liga besar Eropa.
° Ia mencontohkan strategi Real Madrid dan Premier League yang berani berinovasi secara finansial tanpa kehilangan identitas klub.
Jerman, LintangPos.com – Legenda Bayern Munich, Oliver Kahn, mengirim peringatan keras kepada klub-klub Bundesliga agar tak terus “bersembunyi di balik tradisi” jika tak ingin semakin tertinggal dari liga-liga elit seperti Premier League dan La Liga.
Dalam wawancara di Sky Sport Jerman, mantan penjaga gawang tim nasional itu menilai bahwa sepak bola Jerman kini berada di persimpangan jalan: antara menjaga nilai-nilai tradisional atau beradaptasi dengan dinamika finansial modern yang digerakkan oleh investasi strategis.
“Kita selalu bersembunyi di balik tradisi, dan itu terlalu sering dijadikan alasan. Tradisi memang penting, tapi kita juga harus melihat ke masa depan,” tegas Kahn.
Belajar dari Real Madrid dan Premier League
Kahn menyoroti Real Madrid sebagai contoh klub yang berhasil menjaga identitas sebagai organisasi anggota (member-owned club), namun tetap terbuka terhadap ide investasi strategis.
Ia menyebut Presiden Real Madrid, Florentino Pérez, tengah mencari cara cerdas untuk memperkuat keuangan klub tanpa menjual identitasnya.
Menurutnya, inilah bentuk “strategic thinking” yang perlu dicontoh Bundesliga.
“Real Madrid adalah klub yang masih murni dimiliki anggota, tetapi mereka berpikir jauh ke depan. Di Jerman, kita terlalu nyaman dengan keadaan sekarang,” ujar Kahn.
Perbandingan juga mencuat dengan Premier League, yang dianggap Kahn sebagai contoh ekstrem dari kekuatan finansial modern.
Klub-klub Inggris menghasilkan €7,4 miliar per musim, jauh di atas Bundesliga yang hanya €4,8 miliar.
Bahkan dari sisi hak siar, Premier League membagikan hampir €2 miliar, sementara Bundesliga hanya €1,12 miliar untuk dua divisi.
“Kalau Tak Bangun Sekarang, Bundesliga Akan Jadi Liga Pelatihan”
BACA JUGA: Pemkot Siap Jemput Bola Pembangunan Jalan Tol Lubuklinggau–Bengkulu
Kahn tidak menutup mata terhadap kenyataan pahit: banyak klub Jerman kalah bersaing di Liga Champions, dan makin banyak pemain bintang memilih hengkang ke luar negeri demi gaji lebih besar.
“Kalau kita tak bangun sekarang, Bundesliga bisa berubah menjadi semacam liga pelatihan untuk liga-liga besar,” ujarnya.
Eks penjaga gawang yang juga pernah menjabat CEO Bayern itu menilai kesenjangan finansial menjadi sumber utama masalah.
Pendapatan terbatas, kebijakan investasi yang terlalu kaku, dan penolakan terhadap investor dianggap membuat Bundesliga sulit tumbuh.
Tradisi Tak Harus Hilang, tapi Harus Adaptif
Meski mendesak perubahan, Kahn menegaskan bahwa membuka diri terhadap investasi bukan berarti menjual klub ke investor asing.
Menurutnya, yang dibutuhkan adalah model baru yang bisa menjaga nilai klub sambil menciptakan sumber daya finansial berkelanjutan.
“Menjual tradisi bukan solusinya. Tapi mencari cara agar klub tetap bernilai dan bisa tumbuh, itu tugas klub profesional,” jelasnya.
Komentar ini muncul di tengah kontroversi rencana DFL (Deutsche Fußball Liga) yang sempat menuai protes suporter karena membuka kemungkinan investasi eksternal.
Kahn menganggap perdebatan itu sehat, tapi mengingatkan bahwa waktu untuk bertindak semakin sempit.
Kane Ikut Menyoroti Perbedaan Liga
Bukan hanya Kahn, Harry Kane — striker Bayern yang datang dari Tottenham — juga menyoroti perbedaan antara Premier League dan Bundesliga.
BACA JUGA: Klub Legendaris Portugal Terancam Didepak dari Liga Regional
Menurut kapten timnas Inggris itu, gaya bermain di Jerman lebih terbuka dan ofensif, tapi secara organisasi dan komersial, Premier League jauh lebih matang.
“Atmosfer Bundesliga luar biasa, tapi Premier League punya jangkauan global yang tak tertandingi,” ujar Kane.
Pernyataan Kane sejalan dengan kekhawatiran Kahn bahwa Bundesliga mulai kehilangan daya tarik internasional dan kesulitan menarik pemain top dunia.
Dari Kejayaan ke Ketertinggalan
Dalam satu dekade terakhir, hanya Bayern Munich (2020) dan Eintracht Frankfurt (2022) yang mampu menjuarai kompetisi Eropa. Sementara itu, klub-klub Inggris dan Spanyol terus mendominasi.
Kini, menurut peringkat lima tahun UEFA, Bundesliga bahkan turun ke posisi keempat di bawah Premier League, Serie A, dan La Liga — sebuah sinyal bahwa sepak bola Jerman sedang menghadapi krisis daya saing.
BACA JUGA: Van Dijk Fokus Bawa Liverpool Raih Liga Inggris dan Liga Champions Musim Ini
Peringatan Oliver Kahn adalah alarm keras bagi sistem sepak bola Jerman. Liga yang selama ini dikenal dengan efisiensi, kedisiplinan, dan semangat komunitas kini dituntut untuk berpikir lebih terbuka dan strategis.
Jika tidak, bukan hanya talenta terbaik yang akan pergi, tetapi identitas Bundesliga sebagai liga kompetitif Eropa pun bisa perlahan menghilang.
“Sepak bola paling sukses dimainkan di tempat yang punya sumber daya finansial paling kuat. Itu realitas yang harus kita hadapi. Dan kalau tidak, ya… kita akan terus tertinggal,” tutup Kahn. (*/red)







