Gubernur Sumsel Keluhkan Infrastruktur Minim, Produksi Padi Terhambat

oleh -19 Dilihat
Gubernur Sumsel Herman Deru menyoroti keterbatasan infrastruktur irigasi yang menghambat peningkatan produksi padi. Proyek Bendungan Tiga Dihaji yang diharapkan jadi solusi belum juga rampung setelah lima tahun berjalan. Foto: Istimewa

Ringkasan Isi Berita:
° Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengungkapkan keterbatasan infrastruktur pertanian, terutama jaringan irigasi, menjadi penghambat utama peningkatan produksi padi di wilayahnya.

° Meski program cetak sawah seluas 38 ribu hektare telah berjalan, hanya kurang dari 100 ribu hektare lahan yang mendapat irigasi teknis dari total 519 ribu hektare luas baku sawah.

° Pembangunan Bendungan Tiga Dihaji yang menjadi bagian dari Program Strategis Nasional dinilai penting untuk menambah pasokan air, namun proyek tersebut belum rampung meski sudah lima tahun berjalan.


Palembang, LintangPos.com – Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mengeluhkan keterbatasan infrastruktur pertanian yang menjadi penghambat utama dalam meningkatkan produksi padi di wilayah tersebut.

Gubernur Sumsel, Herman Deru, mengatakan bahwa upaya peningkatan produktivitas pertanian memerlukan langkah seimbang antara ekstensifikasi dan intensifikasi.

Dari sisi ekstensifikasi, Pemprov Sumsel telah melaksanakan program cetak sawah seluas 38 ribu hektare sesuai target pemerintah pusat.

Namun, pada sisi intensifikasi, Deru menyebut masih banyak tantangan, terutama dalam hal jaringan irigasi pertanian.

“Dari total 519 ribu hektare luas baku sawah (LBS) di Sumsel, irigasi teknisnya belum mencapai 100 ribu hektare,” ujarnya saat mendampingi kunjungan kerja Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan, Rabu (15/10/2025).

Menurut Deru, penambahan jaringan irigasi baik primer, sekunder, maupun tersier hanya bisa dilakukan dengan menambah debit air.

BACA JUGA: Vaksinasi Rabies Gratis di Empat Lawang, Dinas Pertanian Siapkan Souvenir untuk Peserta!

Salah satu upaya yang telah dilakukan adalah melalui pembangunan Bendungan Tiga Dihaji, yang merupakan bagian dari Program Strategis Nasional (PSN).

Sayangnya, proyek tersebut hingga kini belum juga selesai. “Tiga Dihaji sudah lima kali ulang tahun, tapi belum juga selesai-selesai,” keluhnya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPR RI Saan Mustopa menegaskan pentingnya pembangunan bendungan tersebut karena berpotensi menambah luas tanam padi di Sumsel.

Ia juga menyoroti pentingnya pembangunan infrastruktur pendukung lainnya seperti jalan menuju area produksi, jalur distribusi antarwilayah, hingga pengembangan Palembang New Port Tanjung Carat.

“Ketahanan pangan itu butuh interkoneksi satu sama lain,” tegasnya.

Di sisi lain, Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Dwi Purwantoro, menjelaskan bahwa luas baku sawah di seluruh Indonesia mencapai sekitar 7,38 juta hektare.

BACA JUGA: Agus Pambagio Ungkap Jokowi Abaikan Peringatan Ignasius Jonan soal Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh

Dari jumlah itu, 4,72 juta hektare merupakan lahan irigasi, sementara sisanya 2,65 juta hektare masih berupa lahan tadah hujan.

“Dari total itu, sekitar 185 ribu hektare masih memerlukan intervensi pembangunan jaringan irigasi primer, sekunder, dan tersier,” ungkapnya.

Menurut data Kementerian PUPR, pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp770 miliar untuk mendukung program ketahanan pangan di wilayah Sumsel melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera VIII.

Rinciannya, Rp380 miliar untuk program reguler, Rp118 miliar untuk optimalisasi lahan, serta dukungan terhadap Instruksi Presiden (Inpres) No 2 tahap I hingga III dengan total Rp270 miliar.

Pemerintah pusat menegaskan komitmennya untuk mempercepat pembangunan infrastruktur irigasi dan bendungan demi memperkuat ketahanan pangan nasional, termasuk di Sumatera Selatan yang dikenal sebagai salah satu lumbung padi utama di luar Pulau Jawa. (*/red)

No More Posts Available.

No more pages to load.