Ekspor Sumsel Tembus Rp14,86 Triliun, Kayu Manis Siap Jadi Komoditas Baru

oleh -7 Dilihat
Kepala Balai Karantina Sumsel, Sri Endah Ekandari. Foto: dok/IST

Ringkasan Berita:
° Nilai ekspor Sumatera Selatan (Sumsel) mencapai Rp14,86 triliun hingga Oktober 2025. Sektor karantina tumbuhan mendominasi dengan komoditas utama seperti karet dan PKE sawit.

° Menariknya, kayu manis kini disiapkan menjadi komoditas ekspor baru.

° Peningkatan aktivitas ekspor turut didukung pembiayaan usaha hingga Rp300 miliar dan edukasi dari Balai Karantina untuk memperkuat daya saing produk Sumsel di pasar global.


Palembang, LintangPos.com — Pertumbuhan ekspor Sumatera Selatan (Sumsel) terus menunjukkan geliat positif.

Hingga Oktober 2025, total nilai ekspor daerah ini mencapai Rp14,86 triliun dengan 5.991 sertifikat ekspor yang telah diterbitkan oleh Badan Karantina.

Kepala Balai Karantina Sumsel, Sri Endah Ekandari, menyebutkan sektor karantina tumbuhan masih menjadi tulang punggung utama dengan nilai ekspor mencapai Rp14,83 triliun.

Komoditas unggulan di sektor ini meliputi karet, kelapa bulat, PKE sawit, kayu karet olahan, dan karet lempengan yang selama ini menjadi andalan ekspor Sumsel.

Tak hanya itu, sektor karantina ikan turut berkontribusi dengan nilai ekspor sebesar Rp26,7 miliar, mencakup komoditas ikan betutu, ikan botia, udang windu, daging katak, dan black tiger frozen shrimp.

Sementara karantina hewan mencatat ekspor senilai Rp707 juta dari komoditas seperti sarang burung walet dan madu.

BACA JUGA: Ekspor Perdana Kerupuk dan Gula Aren Sumsel Resmi Dilepas Wagub Cik Ujang

Kayu Manis Siap Jadi Komoditas Unggulan Baru

Menariknya, kini Sumsel tengah bersiap menambah satu komoditas baru yang berpotensi menembus pasar ekspor, yakni kayu manis.

“Kayu manis ini akan perdana diekspor dari Sumsel. Kami optimis karena peminatnya di luar negeri cukup banyak,” ujar Sri Endah, optimistis.

Kayu manis tersebut kini tengah dipersiapkan oleh eksportir lokal setelah mengikuti pameran dagang di Jakarta.

Menurutnya, hal ini menjadi bukti bahwa ekspor Sumsel kini tidak hanya bergantung pada komoditas lama, tetapi mulai membuka peluang dari sektor baru yang menjanjikan.

Edukasi dan Pembiayaan Dukung Daya Saing

BACA JUGA: Karantina Sumsel Sertifikasi 19,7 Ton Kolang-Kaling Ekspor Perdana ke Thailand

Untuk memperlancar aktivitas ekspor, Balai Karantina Sumsel terus menggelar sosialisasi dan edukasi bagi para eksportir terkait regulasi dan standar keamanan produk yang dibutuhkan oleh negara tujuan.

“Setiap negara importir memiliki persyaratan berbeda-beda. Karena itu, kami bantu eksportir memahami prosedur ekspor dan tantangan yang mungkin mereka hadapi,” kata Endah.

Dukungan terhadap pelaku usaha ekspor juga datang dari sisi pembiayaan.

Kepala Divisi LMSt dan Koordinasi Regional OJK Sumsel, Murtaza, mengungkapkan bahwa total pembiayaan bagi pelaku usaha ekspor telah mencapai Rp300 miliar.

“Nilai itu baru dari kredit. Masih banyak produk keuangan lain yang bisa dimanfaatkan untuk memperkuat modal usaha ekspor,” ujarnya.

Volume dan Nilai Ekspor Meningkat

BACA JUGA: Polda Sumsel Gagalkan Perdagangan Bayi Rp8 Juta, Empat Pelaku Ditangkap di RS Bari Palembang

Dari sisi administrasi, peningkatan aktivitas ekspor juga tercermin dari bertambahnya penerbitan dokumen ekspor.

Menurut Achmad Mirza, Praktisi Perdagangan Internasional Dinas Perdagangan Sumsel, jumlah Certificate of Country of Origin (CCO) yang diterbitkan tahun ini meningkat signifikan.

“Baik dari nilai maupun volume, ekspor Sumsel terus menunjukkan peningkatan,” jelas Mirza. (*/red)

No More Posts Available.

No more pages to load.