Sumatera Selatan Jadi Pelopor Pendidikan Ketahanan Pangan di Indonesia

oleh -11 Dilihat
Sumatera Selatan pelopori Pendidikan Ketahanan Pangan lewat Mulok Kemandirian Pangan di sekolah, langkah visioner wujudkan generasi mandiri dan produktif, Kamis (23/10/2025). Foto: Istimewa

Ringkasan Berita:
° Provinsi Sumatera Selatan mencatat sejarah baru sebagai daerah pertama di Indonesia yang menerapkan Muatan Lokal (Mulok) Kemandirian Pangan di sekolah.

° Program yang diinisiasi oleh Gubernur Herman Deru ini merupakan kelanjutan dari Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) dan bertujuan menanamkan kesadaran ketahanan pangan sejak dini.

° Inisiatif tersebut mendapat apresiasi nasional dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) RI, serta pujian dari berbagai pihak atas langkah visioner Sumsel mengintegrasikan ketahanan pangan ke dalam dunia pendidikan.


Palembang, LintangPos.com — Provinsi Sumatera Selatan kembali menorehkan sejarah sebagai provinsi pertama di Indonesia yang menerapkan Pendidikan Ketahanan Pangan melalui Muatan Lokal (Mulok) Kemandirian Pangan di sekolah.

Program ini secara resmi diluncurkan oleh Gubernur Sumatera Selatan, Dr. H. Herman Deru, S.Sos, M.M., dan menjadi tonggak penting dalam mewujudkan kemandirian serta ketahanan pangan nasional berbasis pendidikan.

Peluncuran ini merupakan kelanjutan dari Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) yang telah digagas sejak tahun 2021.

Program tersebut bertujuan mengubah pola pikir masyarakat dari konsumtif menjadi produktif serta menanamkan kesadaran sejak dini tentang pentingnya ketahanan pangan bagi keberlanjutan bangsa.

“Mau sekuat apapun alutsista sebuah negara, jika tidak memiliki kemandirian dan ketahanan pangan, maka negara itu akan lemah,” tegas Herman Deru dalam sambutannya, Kamis (23/10/2025).

Menurutnya, langkah strategis ini bukan sekadar pengajaran teori, tetapi juga gerakan nyata yang melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam mewujudkan masyarakat mandiri pangan.

BACA JUGA: Bupati Empat Lawang dan Bulog Perkuat Sinergi Jaga Stabilitas Harga Pangan

Dengan memasukkan nilai-nilai ketahanan pangan ke dalam kurikulum, generasi muda diharapkan memiliki wawasan, keterampilan, dan semangat untuk berkontribusi dalam menjaga kemandirian bangsa.

Mulok Kemandirian Pangan Diterapkan di 34 Sekolah

Pada tahap awal, Mulok Kemandirian Pangan telah diterapkan di 34 sekolah di berbagai kabupaten dan kota di Sumatera Selatan.

Gubernur Herman Deru berharap agar penerapan ini diperluas ke seluruh wilayah, sehingga setiap siswa dapat menjadi agen perubahan menuju kemandirian pangan daerah.

Ia juga menegaskan bahwa pelaksanaan mulok ini tidak boleh berhenti di acara seremonial semata.

“Harus ada kelanjutan. Utamanya bagaimana implementasi di lapangan. Pelaksanaan mulok ini akan kita evaluasi setiap tiga bulan,” ujarnya.

BACA JUGA: Empat Lawang Luncurkan Inovasi ‘Bapang Elma Bang Tapa’, Wujudkan Ketahanan Pangan Madani

Atas komitmen tersebut, Herman Deru menerima penghargaan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) RI, sebagai bentuk apresiasi atas langkah nyata Sumsel memperkuat pendidikan ketahanan pangan.

Penghargaan ini menjadi pengakuan nasional atas kepemimpinan Sumsel dalam bidang kemandirian pangan.

Bangun Karakter Siswa Gemar Gizi dan Produktif

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel, Mondyaboni, menjelaskan bahwa Mulok Kemandirian Pangan bukan hanya membangun kesadaran tentang pentingnya pangan, tetapi juga membentuk kebiasaan positif siswa.

“Siswa kini gemar gizi, gemar bercocok tanam, dan gemar makan sayur. Ini membentuk karakter produktif dan sehat,” jelas Mondyaboni.

Ia menambahkan bahwa program ini selaras dengan visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur Sumsel untuk menciptakan masyarakat mandiri pangan yang tangguh.

BACA JUGA: Pemkab Empat Lawang Susun Peta Jalan Pengendalian Inflasi 2025, Fokus pada Stabilitas Harga Pangan

“Kami berkomitmen untuk meneruskan mulok ini agar siswa menjadi agen ketahanan iklim dan pangan,” tambahnya.

Apresiasi Nasional: Model Visioner dari Sumsel

Dukungan terhadap program ini juga datang dari Direktur ICRAF Indonesia, Andree Ekadinata, yang menilai langkah Gubernur Herman Deru sebagai upaya visioner dalam memperkuat kemandirian pangan melalui pendidikan.

“Apa yang dilakukan Sumsel luar biasa, karena mengintegrasikan ketahanan pangan dalam sistem pendidikan,” ujarnya.

Menurut Andree, tantangan ke depan adalah bagaimana menjaga keseimbangan antara ketahanan pangan dan ketahanan iklim.

“Ketahanan iklim berarti kemampuan kita untuk tetap tumbuh dan bangkit di tengah perubahan iklim. Karena itu, pangan menjadi faktor utama yang harus dijaga,” tambahnya.

BACA JUGA: Siswa Pelaku Bullying di SMPN Karang Jaya Dikeluarkan dari Sekolah

ICRAF juga menyoroti pentingnya dokumentasi pengetahuan lokal dalam kurikulum.

Banyak sumber pangan tradisional yang diwariskan turun-temurun, namun terancam hilang tanpa upaya pencatatan. Melalui Mulok Kemandirian Pangan, hal tersebut kini menjadi bagian dari pembelajaran sekolah.

“Semoga Mulok Kemandirian Pangan ini menjadi model nasional yang bermanfaat sebagai bekal pendidikan karakter dan ketahanan pangan bagi generasi muda Indonesia,” tutup Andree.

Tonggak Baru Pendidikan Berbasis Pangan

Inisiatif Sumatera Selatan ini menandai babak baru dalam dunia pendidikan Indonesia, di mana ketahanan pangan tidak lagi hanya menjadi urusan sektor pertanian, tetapi juga bagian integral dari pembentukan karakter dan kemandirian siswa.

Dengan dukungan berbagai pihak, Mulok Kemandirian Pangan diharapkan menjadi contoh bagi provinsi lain untuk diadaptasi secara nasional. (*/red)

No More Posts Available.

No more pages to load.